Arti Segelas Susu

Ketika kita di tanya apa yang paling membuat kebahagiaan manusia saat ini. mungkin jawaban yang paling tepat adalah dengan memberi kebahagian kepada orang lain (K.G. Lim, 1995)...memberi memang lebih indah daripada menerima...Tak selamanya hidup ini stabil, ada saatnya kita mengalami goncangan hidup. Jabatan, kekayaan dan fasilitas yang dimiliki saat ini merupakan "baju" yang bisa terlepas setiap saat. Namun, kebahagiaan yang diperoleh jika kita "memberi dengan tulus" adalah sesuatu yang abadi...

Berikut ini merupakan kisah ilustrasi yang menggambarkan indahnya "memberi dengan tulus"...antara seorang Ibu pejabat dengan si pedagang asongan, disimak yaa...I need your Comment...ok...

Suatu hari seorang anak lelaki miskin yang hidup berprofesi sebagai pedagang asongan guna membayar biaya kuliah serta untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, ia menjajakan barangnya dari rumah ke rumah dan biasanya dilakukan di kompleks-kompleks perumahan Dinas... suatu ketika, kondisi anak itu sangat lapar tapi belum sepeser pun ia peroleh dari hasil jualannya sehingga ia memutuskan untuk meminta makanan di rumah berikutnya. Akan tetapi ia kehilangan hasrat untuk meminta makanan saat melihat seorang ibu muda (istri pejabat) yang membuka pintu rumah tersebut. Akhirnya ia pun hanya berani meminta segelas air. sambil melihat wajah anak muda tersebut si Ibu terus berpikir, bahwa "anak muda ini pastilah sangat lapar", Oleh karena itu, Ibu muda tadi membawakan segelas susu untuk diberikan kepada pemuda tersebut. Dengan perasaan haru anak itu langsung meminumnya dan bertanya, "berapa saya harus bayar untuk segelas susu ini bu..?"..Si Ibu menjawab "..Kamu tidak perlu membayarnya, bukankah kita harus menolong orang dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan..." sambil minum si anak berkata dalam hatinya.." betapa baik ibu ini, dia bukan saja kaya harta tapi juga kaya akan amal...semoga tuhan membalasnya dengan kebaikan yang setimpal..."

Hari berganti hari...si ibu yang muda kini usianya agak lanjut dan mulai sakit-sakitan, apalagi sang ibu kini berstatus janda, yang dulunya kaya kini hartanya mulai terkuras karena dipakai untuk mengobati penyakitnya yang tak kunjung sembuh...

singkat cerita...suatu ketika penyakit si ibu sudah sangat parah, uang yang tersisapun suah tidak cukup lagi untuk membayar biaya pengobatan...Karena melihat kondisi si Ibu mulai memprihatinkan, rekan-rekan si ibu yang sesama janda pensiunan memutuskan untuk menjual benda-benda si Ibu yang masih tersisa, akhirnya si Ibu pun di kirim ke ibukota untuk mendapat pelayanan yang lebih intensif, lagi pula dokter-dokter yang berada di kota memiliki pengalaman yang lebih dalam mengobati penyakit si Ibu tadi...

Setelah sampai dikota, si Ibu pun segera dimasukkan di salah satu rumah sakit terkenal disana...Rumah sakit itu dipilih karena ada seorang dokter yang sangat ahli dalam menangani pasien yang penyakitnya sama seperti penyakit yang diderita si Ibu tersebut...dokter itu adalah dr. Sobur Nurjaman Ali, dokter ini dipanggil khusus melakukan pemeriksaan dan menagani si Ibu...sambil berbincang-bincang dengan si Ibu dokter tersebut mulai memeriksanya...hanya beberapa saat saja Ibu dan sang dokter mulai terlihat akrab, si Ibu pun tak tanggung-tanggung menceritakan perjalanan hidupnya kepada sang dokter...mulai saat itu si Ibu yang tergolek lemah tersebut menjadi perhatian dr sobur dengan kasih yang tulus...hari berganti hari, kondisi kesehatan si Ibu pun terlihat ada kemajuan.

Memasuki bulan ketiga di rumah sakit tersebut si Ibu benar-benar sembuh, tapi tidak tampak sedikitpun wajah gembira dari si Ibu karena beliau memikirkan biaya pengobatan selama tiga bulan tersebut, meliat kondisi sang ibu, dr Sobur langsung ke bagian keuangan dan melunasi semua biaya pengobatan si Ibu...beberapa saat kemudian petugas administrasi rumah sakit datang menemui si Ibu dan menyerahkan sebuah amplop yang isinya adalah bukti pembayaran biaya pengobatan...dengan rasa was-was si Ibu memberanikan diri untuk membuka amplop itu...sang ibu kaget karena semua biaya telah lunas di bayar...tapi yang paling mengejutkan ketika si Ibu membaca tulisan kecil pada pojok bawah dari lembar itu, yang di tinggalkan sang dewa penyelamat tersebut...tulisan itu berbunyi ..."Telah dibayar lunas semua biaya pengobatan ibu dengan segelas susu..." Tertanda : Si pedagang asongan "dr Sobur Nurjaman Ali"

Gimana ceritanya....????
Kisah inspiratif diatas dikutip dari buku "SETENGAH ISI, SETENGAH KOSONG" Penulis Parlindungan Marpaung...

Tidak bermaksud menggurui...saya hanya ingin berbagi cerita gimana sih indahnya jika kita "...Memberi dengan tulus bukan Memberi lalu ditulis..." semoga bisa bermanfaat bagi yang membacanya...Adapaun beberapa kisah inspiratif lainnya yang saya kutip adalah Harga waktu ayah dan Hukuman

Untuk menghargai jasa besar sang penulis berikut sedikit info tentang si penulis buku setengah isi setengah kosong :

Pria kelahiran Jambi 13 Nov 1968 ini merupakan "The Inspiring Trainer di sejumlah perusahaan mulai dari perusahaan farmasi, rumah sakit, tekstil, garmen, perbankan, universitas, entertaintment, broadcasting, BUMN/BUMD, hingga perusahaan daerah...

Dari sejumlah buku-buku inspiratif yang pernah saya baca, Buku "setengah isi, setengah kosong" ini sangat luar biasa dan sangat inspiratif, karena dari 63 cerita pendek yang dipaparkan dalam buku tersebut, semuanaya sangat sarat akan hikmah dan bisa dijadikan pembelajaran yang baik dalam menemukan arti hidup yang sesungguhnya...Thanks Bung Parlin...Sukses selalu...
1 komentar:

sungguh menggugah perasaan
terimakasih sudha berbagi cerita
salam hangat
bunda


Posting Komentar



Komentar Terbaru

Postingan Terbaru

Photobucket

free counters

Pengikut